Jumat, 21 Oktober 2016

[Kisah Renungan] Hikmah Mencuci Tangan Ibu..


KabarTrend - Ibu adalah sosok seseorang wanita yang senantiasa memberi kehangatan dalam keluarga. Ibu senantiasa berupaya memberi yang paling baik untuk anak-anaknya. Tetapi, kerapkali kita lupa kalau ibu juga seseorang manusia umum yang tentu rasakan capek serta sakit sepanjang melakukan tugasnya. Sempatkah terbayangkan oleh mu bagaimana perjuangan seseorang ibu untuk melahirkan serta membesarkan anak yang dicintainya? Ada satu cerita yang bisa jadi renungan untuk kita semuanya mengenai pengorbanan seseorang ibu pada anaknya.

Disuatu hari, satu perusahaan besar buka lowongan pekerjaan. Ada seseorang sarjana muda yang cerdas yang turut melamar untuk isi posisi manajer di perusahaan itu. Dia juga lulus pada wawancara step pertama, serta step setelah itu yaitu wawancara dengan deretan direksi.

Direktur perusahaan itu terasa kagun dengan prestasi cemerlang yang dilampirkan pemuda itu didalam CV-nya. Sebab dari sekolah basic sampai perguruan tinggi, pemuda itu senantiasa memperoleh peringkat pertama. Sampai tiba waktunya pemuda itu diwawancarai oleh sang direktur, jadi direktur yang mulai sejak awal telah tertarik dengan pemuda ini juga ajukan pertanyaan. Terjadi pembicaraan di antara mereka.

Direktur itu juga ajukan pertanyaan, “Apakah semasa sekolah serta kuliah anda terima beasiswa? ” Pemuda itu menjawab, “tidak pak. ”
Direktur itu ajukan pertanyaan lagi, “Apakah bapak anda yang membayarkan cost sekolah anda? ” Pemuda itu menjawab, “Ayah saya telah wafat waktu saya berusia setahun. Serta semua cost sekolah ibu saya yang membayarkan. ”
Direktur kembali ajukan pertanyaan, “Dimana ibumu bekerja? ” Pemuda itu menjawab, “Ibu saya cuma seseorang pencuci baju. ”

Lalu direktur itu memohon pemuda itu untuk tunjukkan tangannya. Pemuda itu juga memerlihatkan ke-2 telapak tangannya yang begitu halus pada direktur. Lihat tangannya yang begitu halus itu, direktur kembali ajukan pertanyaan “Pernahkah anda menolong ibumu membersihkan baju terlebih dulu? ” Pemuda itu menjawab, “Tidak pernah pak, Ibu tak mengizinkan saya membantunya. Beliau cuma inginkan supaya saya belajar serta banyak membaca buku. Lagipula, ibu lebih cepat membersihkan pakaian dibanding saya. ”

Direktur itu lalu berkata, “Saya memiliki satu keinginan. Saat ini anda baiknya pulang serta waktu anda sampaidirumah, bersihkan serta bersihkanlah tangan ibumu lantas jumpai saya kembali besok paginya. ” Mendengar hal semacam itu pemuda itu terasa kalau ia mempunyai peluang yang besar untuk memperoleh pekerjaan. Waktu dia hingga di rumah, dengan begitu senang ia memohon izin pada ibunya supaya diijinkan membersihkan tangan ibunya. Mendengar keinginan anaknya, sang ibu terasa sedikit aneh, asing, bahagia serta semua bercampur jadi satu.

Lantas sang ibu memberi ke-2 tangannya, serta pemuda itu selekasnya bersihkan tangan ibunya dengan perlahan-lahan. Saat itu air matanya mulai menetes, waktu ia mengerti kalau tangan ibunya penuh dengan kerutan serta terdapat banyak memar dan kapalan. Waktu ia tak berniat menyentuh memar itu, sang ibu meringis menahan sakit.

Waktu tersebut pertama kalinya ia mengerti ke-2 tangan yang tengah dibikin bersih berikut yang dipakai ibunya untuk membersihkan baju beberapa orang, sampai ibunya bisa membiayai sekolahnya. Memar serta kapalan yang ada ditangan ibunya adalah harga yang perlu dibayar untuk kelulusannya, prestasinya yang mengagumkan serta untuk saat depannya. Hingga sesudah ia usai membersihkan tangan ibunya, pemuda itu diam-diam membersihkan pakaian yang belum pernah dicuci oleh ibunya. Serta malam itu, ibu serta anak itu terlibat perbincangan yang cukup lama.

Esok paginya, pemuda itu bergegas menjumpai sang direktur. Waktu lihat pemuda itu, direktur itu menangkap ada air mata di muka pemuda itu serta lantas ia juga berkata, “Tolong katakan apa yang sudah anda kerjakan tempo hari dan pelajaran apa yang bisa di ambil? ” Pemuda itu juga menjawab, “Saya membersihkan tangan ibu serta kemudia merampungkan cucian yang belum pernah dicuci oleh ibu saya. ”

“Tolong katakan pada saya bagaimana perasaan anda waktu itu? ”Ujar direktur.

Lalu pemuda itu menjawab, “Pertama, saat ini saya ketahui makna dari animo. Tanpa ada ibu, saya akan tidak ada serta akan tidak pernah hingga seperti ini. Ke-2, saya baru mengerti begitu berat serta sulitnya ibu melakukan pekerjaannya. Dengan menolong ibu, nyatanya bisa memperingan pekerjaan ibu saya. Serta Ketiga, saya datang hari ini untuk mengapresiasi begitu utamanya serta bernilainya jalinan keluarga. ”

Mendegar pembicaraan pemuda itu, direktur juga berkata, “Inilah yang sesungguhnya saya mencari dari seseorang calon manajer. Saya menginginkan merekrut seorang yang dapat mengapresiasi serta menghormati pertolongan orang lain, seorang yang tahu persis bagaimana perjuangan orang lain dalam kerjakan suatu hal serta seorang yg tidak meletakkan duit sebagai maksud hidupnya. Oleh karenanya mulai hari ini anda di terima bekerja di sini! ”

Sekianlah cerita renungan mengenai hikmah membersihkan tangan ibu. Mudah-mudahan kita semuanya bisa mengambil pelajaran dari cerita ini. Serta senantiasa jadi anak yang berbakti pada ke-2 orangtua serta dapat membalas kebaikan mereka walau akan tidak pernah cukup.


sumber : palingyunik.blogspot.co.id

Previous
Next Post »

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.