POS-METRO.COM - Kedatangan bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan di Istana Kepresidenan atas undangan Presiden Joko Widodo mengindikasikan Istana telah dikuasai cukong dan taipan. Pasalnya, Aguan telah dicekal KPK.
Pendapat itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (23/09). “Seharusnya KPK segera menjadikan Aguan tersangka. Ini justru Aguan hadir di Istana. Ini menunjukkan kepada publik bahwa Aguan punya pengaruh di Istana,” tegas Muslim Arbi.
Menurut Muslim, jika orang-orang bermasalah justru diberikan “karpet merah”, secara politik bisa dikatakan Istana sudah jatuh. ” Istana seharusnya steril dari orang-orang yang bermasalah secara hukum. Kalau orang bermasalah hukum masuk Istana, secara politik sudah jatuh Istana-nya,” jelas Muslim.
Muslim mengaku pesimis penegakan hukum bisa maksimal jika Istana dikuasai para taipan dan cukong. “Rakyat semakin tak percaya pada penegakan hukum di Indonesia. KPK yang diharapkan memberantas korupsi justru jadi alat penguasa,” papar Muslim.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan kalangan pengusaha di Istana Negara (22/09) untuk mensosialisasikan tax amnesty. Dalam pertemua itu, Sugianto Kusuma alias Aguan Bos Agung Sedayu Group juga diundang ke Istana. (ij)