Sabtu, 30 Juli 2016

Serbuan TKA China Membuat Rakyat Kehilangan Penghidupan, Ketum SBSI Ajak Gelar Aksi Perlawanan Seluruh Indonesia


POSMETRO INFO - Maraknya para pekerja asing asal China yang masuk ke wilayah Indonesia, secara legal maupun ilegal harus dilawan. Mereka dianggap sebagai bentuk kebijakan Pemerintahan Jokowi yang sudah tak berpihak kepada rakyat Indonesia. 

Ketua Umum Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Muchtar Pakpahan mengatakan, serbuan pekerja Tiongkok sudah membuat rakyat kehilangan penghidu­pan dan hanya bisa gigit jari.

"SBSI keberatan dan mela­wan kebijakan pemerintah seperti itu. Buruh harus bang­kit bergerak, melawan. Kalau kita diam, akan tetap men­derita," ujarnya. 

Tokoh buruh senior itu mengatakan, salah satu janji Jokowi semasa berkampa­nye di pilpres adalah mener­apkan Trisakti. Dia bilang, Trisakti adalah berdikari atau kemandirian ekonomi, atau berdiri agar rakyat Indonesia sendiri bisa menikmati keka­yaan alam Indonesia.

"Ternyata, pemerintahan ini mengundang investor Tiongkok untuk mengua­sai sumber ekonomi kita. Tiongkok membawa modal sedikit, membawa manajer, membawa produk dan mem­bawa buruh ke Indonesia. Pulang-pulangnya nanti mem­bawa keuntungan besar dari Indonesia, dan ditinggalkan­nya kotoran di Indonesia," ujar Muchtar.

Untuk menolak kebijakan Jokowi ini, dia menyerukan kepada SBSI dan seluruh buruh dan pekerja Indonesia untuk memprotes dan meno­lak. "Kita gelar aksi protes di seluruh Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Muchtar juga akan memajukan proses hu­kum atas kebijakan Jokowi itu. "Kita gugat ke pengadi­lan," ujarnya.

Selanjutnya, masyarakat harus terus disadarkan, bahwa kekayaan alam dan hartanya telah perlahan diserahkan dan dikuasai oleh asing. "Kalau rakyat tidak rela hartanya dikuasai asing, ya, revolusi," pungkas Muchtar.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengklarifikasi dan mem­bantah isu bahwa Indonesia kebanjiran tenaga kerja asal Tiongkok di sejumlah media massa. Menurutnya, berdasar­kan data yang ada, jumlah pekerja asal Tiongkok set­ara dengan jumlah pekerja asingdari negara lainnya yang bekerja di Indonesia.

"Bohong besar jika dikata­kan akan ada 10 juta pekerja as­ing asal Tiongkok yang masuk Indonesia. Kemungkinan, angka itu diolah dari target kunjungan wisatawan man­canegara," ujar Hanif.

Menurutnya, pekerja asal Tiongkok jumlahnya fluktu­atif, sekitar 14.000 hingga 16.000 orang dalam peri­ode satu tahun. Sebagaimana pekerja asing lain di Indonesia yang totalnya 70.000-an orang, pekerja asal Tiongkok keluar dan masuk dalam periode satu tahun tersebut. Dengan kata lain, setiap tahun pekerja asal Tiongkok jumlahnya hanya sekitar 20-22 persen. 

Hanif mengatakan, jumlah pekerja asing di Indonesia berada di kisaran 70.000-an orang (dari semua negara) atau sekitar 0.027 persen, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 257 juta. Atau sekitar 0.05 persen jika dibanding­kan dengan angkatan kerja Indonesia tahun 2016 yang sekitar 128 juta.

Selain itu, dibandingkan tahun 2011, 2012 dan 2013, jumlah pekerja asing pada 2014, 2015 dan 2016 cend­erung menurun. [rmol]

Previous
Next Post »

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.